Social Icons

Pages

Rabu, 18 Desember 2013

Makalah Pengantar Ilmu Sosial-fkip UNEJ 2013



ILMU SOSIAL DAN ILMU SEJARAH
DiajukanGunaMemenuhiTugasMatakuliahPengantarIlmuSosialKelas B
MAKALAH

DosenPembimbing : Drs. Kayan Swastika M.Si.



Oleh : Kelompok 7
DikyAprianto                    (130210302097)
Febry Bagus Prakoso        (130210302088)
Muh. Lutfi                         (130210302001)
Agung Rhmatullah             (130210302022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013


Kata Pengantar

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Dalam makalah ini kami berusaha menyajikan ulasan mengenai Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial dengan sebaik-baiknya. kami sudah melakukan berbagai pencarian data relevan mengenai topic ini, entah itu dari buku maupun dari sumber- sumber yang lain.
Walaupun begitu kami tetap menyadari bahwa kekurangan tetap milik manusia, maka dari itu penulis memohon maaf apabila kami memiliki kesalahan dalam penulisan dan di harapkan kritik dan saran yang membangun , demi kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami serta bagi seluruh pembaca, sehingga dapat memberikan dampak positif secuplik pengetahuan dan wawasan. Serta dapat memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Jember, Desember  2013

Kelompok VII









Daftar Isi


Cover ………………………………………………………………………………I
Kata Pengantar ……………………………………………………………………II
Daftar Isi………………………………………………………………………....IV
            BAB I Pendahuluan
                        1.1 Latar Belakang ………………………………………………..1
                        1.2 Rumusan Masalah……………………………………………..1
                        1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………...1
            BAB II Pembahasan
                        2.1 pengertian ilmu sejarah …………………………………….…3
                                    2.1.1 ilmu sejarah …………………………………………3
                                    2.1.2 konsep sejarah……………………………………….8
                                    2.1.3 tujuan dan manfaat sejarah …………………….…..15
                        2.2 metodologi ilmu sejarah ……………………………………..19
                                    2.2.1 pemilihan topic penelitian ……………………..…..20
                                    2.2.2 studi pendahuluan …………………………………21
                                    2.2.3 implementasi penelitian …………………………...21 
                        2.3 ilmu bantu sejarah ………………………………………...…24
                        2.4 hubungan ilmu sejarah dengan ilmu social ………………….33
2.5 keterkaitan ilmu sejarah dengan disiplin ilmu lainya dalam lingkup ilmu social ……………………………………….…37
            2.5.1 hubungan sejarah dengan politik………………..…39
            2.5.2 hubungan sejarah dengan ekonomi……………..….40
            2.5.3 hubungan sejarah dengan sosiologi………………...40
            2.5.4 hubungan sejarah dengan antropologi……………...41
            2.5.5 hubungan sejarah dengan psikologi………………..41
            2.5.6 hubungan sejarah dengan geografi……………...….42
            BAB III Penutup
                        3.1 Kesimpulan …………………………………………….……44
                        3.2 Saran……………………………………………………….…45
Daftar Pustaka..…………………………………………………………………..46









BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Ilmu sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu kejadian dimasa lalu untuk mengetahui segala sesuatu di dalamnya. Ilmu sejarah adalah salah satu disiplin ilmu yang ada pada ilmu soial, dan itulah sebab kita menghubungkan antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial. Dan disini, ilmu sejarah sebagai disiplin imu yang kami tekuni, makadari itu perlu kita ketahui lebih jauh mengenai sejarah itu sendiri dan unsur-unsur di dalamnya.
Lebih-lebih fungsi sejarah adalah mengungkap suatu kejadian masa lampau yang tentunya memiliki prosedur dalam pengungkapanya. Dan dalam posisi tersebut sejarah membutuhkan ilmu bantu dari ilmu ilmu lainya untuk menemukan tujuanya. Dan hal yang tidak kalah penting adalah peran ilmu sejarah bagi ilmu-ilmu yang lain. Maka dari itu perlu adanya pembahasan lebih lanjut mengenai ilmu sejarah dan ilmu sosial.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan ilmu sejarah?
2.      Bagaimana metodologi dalam ilmu sejarah?
3.      Apa saja yang termasuk dalam ilmu bantu sejarah?
4.      Apa hubungan ilmu sejarah dengan ilmu sosial?
5.      Apa keterkaitan antara ilmu sejarah dengan disiplin ilmu yang lainya dalam lingkup ilmu sosial?
1.3    Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1.      Memenuhi tugas matakuliah pengantar ilmu sosial
2.      Mengetahui lebih jauh mengenai ilmu sejarah dan .unsur-unsur di dalamnya
3.      Memahami metodologi sejarah untuk mengungkapkan suatu kisah dan juga mengetahui apasaja ilmu bantu untuk membantu pengungkpan sejarah
4.      Mengetahui korelasi ilmu sejarah dengan ilmu sosial dan disiplin-disiplin ilmu didalamnya
Manfaat mdari pembuatan makalah ini adalah
1.      Memahami ilmu sejarah lebih jauh sebagai disiplin ilmu yang kami tekuni
2.      Sebagai pendalaman materi terhadap ilmu sejarah dengan ilmu sosial
3.      Memahami keterkaitan ilmu sejarah dengan ilmu yang lainya














BAB 2
PEMBAHASAN

1.1  Pengertian Ilmu sejarah
2.1.1. Pengertian Sejarah
Kata Inggris History(sejarah) berasal dari kata benda  Yunani.”Istoria yang berarti ilmu. Istoria berarti penelahan sistematis mengenai seperangkat gejala alam,entah sususan kronologis merupakan factor atau tidak penelahan : penggunaan itu meskipun jarang,masih tetap hidup didalam bahasa inggris yang disebut natural history(Louis Gottschalk 1975:27).Didalam kamus umum bahasa Indonesia oleh W.J.S Poerdarminta,disimpulkan bahwa sejarah ada 3 pengertian yaitu:
1. kesusastraan lama: silsilah,asal-usul
2. kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
3.Ilmu pengetahuan,cerita tentang kejadian dan peristiwa yang benar terjadi pada masa lampau,(W.J.S Poerdarminta 1982:646)
Dari sisi lain,kata sejarah berasal dari “syajarah “ yakni berasal dari bahasa Arab yang berarti Pohon.
Kata ini masuk diIndonesia sesudah terjadi Akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan islam.Dalam kaitan tersebut,ternyata bermacam-macam pengertian sejarah yaitu silsilah,riwayat,babat,tambo/tarikh.
·         Silsilah yakni : Daftar asal-usul,panji keturunan,yang kalau kita gambarkan secara skematis memang rupanya seperti pohon dengan cabang serta ranting-rantinganya.
·         Riwayat,yang berasal dari kata Arab yang artinya lebih kurang sama dengan babat yang berasal bahasa jawa yang berati riwayat kerajaan,riwayat bangsa,buku tahunan,dan kronik.
Yang dimaksud dengan buku tahunan ialah anal,atau riwayat kerajaan,riwayat peristiwa dalam setiap tahun.Kronik ialah,cerita atau fakta.peristiwa-peristiwa sejarah yang disusun secara waktu,tanpa menjelaskan hubungan antara peristiwa-peristiwa tersebut.
·         Tarikh juga berasal Dario bahasa Arab yang berarti buku tahunan,Kronik perhitungan tahun,buku riwayat,tanggal/pencatatan tanggal.

Dan berikut pendapat  yang dikemukakan oleh para ahli/ para tokoh indonesia dan luar negeri dalam mendefinisikan sejarah.

*      Beberapa pendapat tokoh Indonesia  mengenai definisi sejarah, yaitu:

1. Menurut Moh. Hatta, Sejarah dalam wujudnya memberikan pengertian tentang masa lampau. Sejarah bukan sekadar melahirkan ceritera dari kejadian masa lalu sebagai masalah. Sejarah tidak sekadar kejadian masa lampau, tetapi pemahaman masa lampau yang di dalamnya mengandung berbagai dinamika, mungkin berisi problematika pelajaran bagi manusia berikutnya.

2 .Menurut Moh. Ali, Sejarah merupakan keseluruhan perubahan, dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadi. Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

3. Menurut Rochiati Wiriatmadja, Sejarah merupakan disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-nilai spiritual, dan kultural karena kajiannya yang bersifat memberikan pedoman kepada keseimbangan hidup, harmoni dalam nilai-nilai, keteladanan dalam keberhasilan dan kegagalan, dan cerminan pengalaman kolektif yang dapat menjadi kompas untuk kehidupan masa depan.

4. Menurut Muhammad Yamin, Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran tentang kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain.

5. Menurut Ismaun, Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kisah mengenaiperistiwa-peristiwa yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung dalam segala aspeknya pada masa yang lampau. Sejarah merupakan catatan atau rekaman pilihan yang disusun secara teliti tentang segala aspek kehidupan umat manusia pada masa lampau.

6. Menurut Nugroho Notosusanto, Sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia sebagai mahluk bermasyarakat yang terjadi pada masa lampau. Sejarah berarti pula kisah mengenai segala peristiwa itu, kisah itu disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan dari berbagai peristiwa itu.

7. Menurut Drs. Sidi Gazalba, sejarah sebagai masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku.

8. Menurut Taufik Abdullah : sejarah harus diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang diakukan di tempat tertentu.


*      Beberapa pendapat tokoh dari luar negeri mengenai definisi sejarah, yaitu:

1. Menurut Herodotus, sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban.

2. Menurut J. Bank, Sejarah merupakan semua kejadian/peristiwa masa lampau. Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Semua kejadian yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan manusia. Dalam kejadian atau peristiwa tersebut terdapat bagaimana manusia berperilaku.

3. Menurut Robin Winks, Sejarah adalah studi tentang manusia dalam kehidupan masyarakat.

4. Menurut Leopold von Ranke, Sejarah adalah apa yang sungguh-sungguh terjadi.

5. Menurut Sir Charles Firth, Sejarah merekam kehidupan masyarakat manusia, perubahanmasyarakat yang terus menerus, merekam ide-ide yang membatasi aksi-aksi masyarakat, dan merekam kondisi-kondisi material yang telah membantu atau merintangi perkembangnnya.

6. Menurut Robert V. Daniels, Sejarah ialah kenangan dari tumpuan masa silam. Sejarah yang dimaksud dalam definisi adalah sejarah manusia. Manusia merupakan pelaku sejarah. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia adalah kemampuan untuk menangkap kejadiankejadian yang ada di sekelilingnya. Hasil tangkapan tersebut akan menjadi ingatan atau memori dalam dirinya. Memori ini akan menjadi sumber sejarah.

7. Menurut John Tosh, Sejarah adalah memori kolektif, sumber pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial orang-orang dan prospek orang-orang tersebut di masa yang akan datang. Memori kolektif dapat berarti pula ingatan kolektif, masyarakat memiliki ingatan secara bersama-sama tentang masa lalunya. Masa lalu dapat mengenalkan siapa identitas sosial dirinya. Misalnya, dalam suatu daerah terjadi kerusuhan antarkelompok, maka masyarakat akan mengingatnya sebagai suatu peristiwa yang tragis, sangat mengerikan, masyarakat akan sangat benci terhadap peristiwa tersebut. Dari peristiwa tersebut masyarakat akan menjadi sumber pengalaman yang berharga, akan dijadikan cermin di masa yang akan datang. Masyarakat mengharapkan di masa yang akan datang tidak terjadi peristiwa tragis tersebut. Dengan identitas sosial dirinya, dia akan tahu apa yang harus ia perbuat di masa yang akan datang.

8. Menurut Henry Steele Commager, Sejarah merupakan rekaman keseluruhan tentang masa lampau kesusatraan, hukum, bangunan, pranata sosial, agama, filsafat, pokoknya semua yang teringat dalam memori manusia.

9. Menurut Aristoteles, sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

10.Menurut R. G. Collingwood,sejarah ialah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau.

11. Menurut Patrick Gardiner, sejarah sebagai ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.

12. Menurut E.H. Carr dalam buku teksnya What is History, sejarah adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
Berdasarkan arti etimologis dan pendapat tentang definisi sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah produk dari proses perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan kemanusiaan yang lebih sempurna dan sebagai
Dengan demikian rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah itu oleh ilmu sejarah dipandang suatu masalah. Jadi sejauhannya menceritakan mengenai perubahan-perubahan, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi,dengan tanpa mengupasnya dan menganalisasisnya, hal itu baru tergolong sejarah dalam artian cerita dan belum tergolong dalam ilmu sejarah.
Ilmu sejarah memperoleh kedudukan sebagai ilmu karena berbagai peristiwa sejarah ini disoroti sebagai suatu permasalahan dengan cara menganalisis hubungan sebab-akibat sedemikian rupa,sehingga dapat ditemukan hukum-hukum sejarah tertentu yang terjadi patokan bagi terjadinya peristiwa-peristiwa dimaksud.Oleh karena itu,hasil penelitian ilmu sejarah pada akhirnya harus dapat dipakai norma untuk pedoman bagi menilai keadaan sekarang dan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang.
2.1.2.  Konsep Sejarah
Dalam hal ini konsep sejarah di bagi menjadi tiga antara lain
*      Sejarah sebagai peristiwa
Pada hakikatnya apa yang diperbincangkan dalam konsep sejarah adalah sejarah sebagai peristiwa. Maksudnya adalah kejadian apa yang sungguh pernah terjadi dan dialami oleh manusia. Dengan kata lain suatu pengalaman masa lampau sebagai kejadian-kejadian yang benar-n=benar terjadi dan dialami oleh mausia.
            Kejadian-kejadian atau peristiwa masa lampau yang menyangkut kehidupan manusia itu, tidak terhingga masanya oleh karena itu sudah tidak ada lagi kesan yang membekas, tinggal dalam kenangan manusia secara utuh. Banyak sekali peristiwa masa lalu hilang tanpa kesan. Hal itu memang sesuai dengan kemampuan manusia yang terbatas untuk mengingatnya karena terlalu banyaknya kejadian-kejadian itu yang memang tidak untuk ditinggalkan bagi ilmuan sejarah.hanya saja untuk memahami peristiwa sejarah itudapat melalui jejak-jejak fsejarah yangditinggalkan manusia baik sengaja maupun tidak sengaja. Suatu misal : benda-benda purbakala keramik, dolmen, menhir, prasasti, teks proklamasi kemerdekaan RI, monumen-monumen sejarah perjuangan (seperti : di jembermohammad seruji, palagan jumerto, di bondowoso gerbong maut, diyogyakarta monumen jogja kembali/monjali dll)
            Kejadian-kejadia itu tidak semuanya menarik perhatia, oleh karena itu tidak semua mesti ditulis. Jadi peristiwa yang dibtulis itu kebanyakan adalah yang mempunyai daya tarik bagi penulisnya disamping itu juga  bermakna bagi setiap generasi.

*      Sejarah sebagai kisah
Pada dasarnya manusia itu selalu ngin mensejarah dengan mengkisahkan dirinya, keluarganya atau komunitasnya atas dasar pengalaman-pengalamanya, kepada pihak lain atau keluarganya sendiri dari waktu kewaktu. Sejarah sebagai kisah atau suatu narasi, yaitu ceritera yang disusun berdasarkan memori, kenangan yang berhubungan dengan peristiwa yang berlangsung pada masa lampau. Sejarah sebagai  ceritera sudah mengandung anasir pemikiran dan intepretasi penulisnya.
            Pada hakikatnya sejarah sebagai kisah itu, sudah terdapat campur tangan atau ada kepentingan untuk merekonstruksi peristiwa masa lampau sesuai dengan keinginan penulisnya, yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran peristiwa, oleh karena itu tidak akan terlepas dari unsur subyektivitas. Perlu kita ingat bahwa setiap generasi mempunyai ceritera sejarahnya sendiri, oleh karena itu peristiwa sejarah dipengaruhi oleh faktor perjalanan waktu dan tempat tertentu.

*      Sejarah sebagai ilmu
Sering kita temukan ungkapan pertanyaan : apakah sejarah sebagai ilmu atau seni? Sudah tentu pertanyaan semacam ini mengandung makna tertentu yang cukup beralasan, untuk kedua sisi pertanyaan itu. Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita pelajari apa yang menjadi syarat-syarat menuju ke ilmu pengetahuan.
            Sifat-siaft utama dan pandangan umum tentang ilmu pengetahuan ialah :
a.       Apabila ilmu ;pengetahuan itu dapat dicapai secara metodis dan berhubungan secara sistematis.
b.      Teori dari atau setidak-tidaknya meliputi sekelompok besar dari kebenaran umum.
c.       Dapat melakukan ramalan-ramalan yang benar dengan demikian menguasai jalanya peristiwa-peristiwa dimasa datang, sedikit-sedikitnya dalam ukuran tertentu.
d.      Bersifat obyektif.
Mohammad hatta mengemukakan sifat satu-satunya ilmu, tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukanya tampak dari luar, maupun menurut bangunnya dari dalam ilmu apa juga, harus memenuhi syarat ini, barulah disebut ilmu. Jadi ilmu tabiatnya mengadakan susunan dalam alam yang tidak tentu batasnya, supaya alam itu supaya alam itu dapat diketahui dari sebagian kkesebagian. Alam sebagamana adanya tidak dapat sekali diketahui.
Selanjutnya Dr. IG Widja berpendapat bahwa pada dasarnya ilmu atau ilmu pengetahuan itu dianggap paling sedikit harus menunjukkan enam ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Adanya kesadaran sebelumnya untuk mencapai kebenaran, jadi suatu kegiatan ilmiah bukanlah kegiatan yang dilakukan tanpa rencana atau secara kebetulan saja.
2.      Bahwa untuk mencapai kebenaran ditempuh jalan-jalan tertentu yang sudah dipersiapkan sebelumnya yang biasa disebut metode keilmuan.
3.      Kemudian dari kegiatan ilmiah tersebut disusun serta dihubung-hubungkan secara sistematis (teratur) menurut cara-cara tertentu.
4.      Diusahakan/ disyaratkan agar sifat kegiatan ilmiah itu dan hasil-hasilnya menunjukkan tigkat obyektifitas yang tinggi dalam arti sejauh-jauhnya meningglkan prasangka-prasangka serta kecenderungan tertentu.
5.      Bahwa hasil dari kegiatan ilmiah tersebut meliputi sekelompok kebenaran-kebenaran umum ( generalisasi).
6.      Bahwa atas dasar kebenaran-kebenaran umum yang telah dirumuskan tersebut dimungkinkan diloaksanakan peramalan-peramalan ilmiah (prediksi) dalam menghadapi gejala-gejala diwaktu yang akan datang.

Setelah kita pahami pendapat tersebut kiranya masih perlu dikemukakan syarat ilmu pengetahuan menurut Walsh dalam bukunya an introduction to philosophy of histor, (dalam karya Sutrasno) sebagai berikut:
1.      Merupakan suatu kumpulan dari hal-hal yang diketahui, yang diperoleh dengan suatu metode atau sistem.
2.      Mempunyai general position.
3.      Mempunyai kegunaan dan nilai praktis.
4.      Obyektif.
Berbicara tentang syarat ilmu, kita coba merefleksikan rumusan sejarah menurut Mohammad Yamin, sejarah ialah ilmu pengetahuan denangan umumnya, yang berhubungan dengan ceritera bertarikh sebagai hasil penfsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, atau tanda-tanda yang lain. Selanjutnya dikemukakan, bahwa menurut rumusan tersebut terdapat sembilan sendi sejarah sebagai ilmu, sebagai berikut :
1.      Ilmu pengetahuan : sendi pertama sejarah sebagai sistem ilmu pengetahuan, yakni sebagai daya cipta manusia untuk mencapai hasrat ingin tahu serta perumusan sejumlah pendapat yang tersusun sekitar suatu keseluruhan masalah. Sehubungan dengan ini tidak dapat dilepaskan sifatnya sebagai ilmu mengenai berlakunya hukum sebab akibat atau kausalitas.
2.      Hasil Penyelidikan : sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan disusun menurut hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan dalam masyarakat manusia.
3.      Bahan penyelidikan : ilmu sejarah adalah hasil penelitian berdasarkan akal sehatyang kemudian bisa diungkapkan secara ilmiah dengan mempergunakan bahan-bahan penyeldikan sebagai benda kenyatan. Semuanya disebut sumber sejarah baik berupa benda, dokumen tertulis, sumber insani maupun tradisi lisan.
4.      Ceritera : sendi ceritera merupakan pelaporan tentang kejadian dalam zaman lampau.
5.      Kejadian : periwayatan dalam pengertian sejarah ialah kejadian dalam masyarakat manusia di zaman lampau. Sebagai rangkaian kejadian yang ada hubungan timbal balik antara satu dengan lainya.
6.      Masyarakat manusia : kejadian di zaman lampau itu berlaku dalam masyarakat manusia, yakni gejala itu berlaku dalam masyarakat manusia, yakni gejala perbuatan dan keadaan masyarakat dalam ruang dan waktuyang menjadi obyek sejarah.
7.      Waktu yang lampau : sejarah menyelidiki kejadian-kejadian di zam atau waktu yang telah lampau. Penentuan waktu itu penting sekali sebagai batas tinjauan dan ruang gerak kita guna memudahkan pemahaman masalah bagaimana pancang-pancang dalam perjalanan sejarah.
8.      Tanggal atau tarikh : waktu yang telah lampau demikian jauh dan lama, sehingga sukar menentukan kapan waktu bermula dan berpangkal. Masa lampau itu tidak pernah terputus dari rangkaian masa dan akan datang, sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah suatu kontinuitas. Untuk memudahkan ingatan manusia di dalam mempelajari sejarah perlu ditentukan batas awal dan batas akhirnya setiap babakan dengan kesatuan waktu sebagai petunjuk kejadian.
9.      Penafsiran atau syarat khusus : penyelidikan sejarah secara ilmiah dibatasi oleh cara meninjau yang dinamakan juga menafsirkan keadaan-keadaan yang telah berlalu. Cara menafsirkan itu disebut intepretasi sejarah yang menentukan corak atau warna sejarah.
Uraian dari kutipan adalah sifat, ciri-ciri dan syarat ilmu pengetahuan pada umumnya. Sekarang guna mengetahui apakah sejarah sebagai ilmu atau seni, mari kita pelajari perkembangan ilmu sejarah itu sendiri.
Perjalanan hidup manusia bukan sepotong-potong peristiwa/ kenyaan, akan tetapi adalah serangkaian masa lampau, masa kini dan masa mendatang, oleh kareana itu perlu dikemukakan.
Herodotus yang disebut oleh mercus cicero sebagai bapak sejarah meskipun belum konsisten, metodenya sudah menyaring sumber-sumber yang dapat dipercaya dan berusaha jujur untuk mencari kebenaran. Herodotus menyebut karyanya sebagai histo apodexis, yakni publikasi penyelidikan-penyelidikan sejarah, yang menarik sekali adalah konsepsi sejarahnya. Tema karyanya adalah adalah perang persia sejak tahun 500 SM yakni pemberontakan bangsa Ionia hingga tahun 478 SM perebutan kota Sestos. Konflik yang terjadi dilihatnya sebagai drama, ada kekuatan dunia Yunani melawan Barbar Persia bukan merupakan peristiwa yang berdiri sendiri. Sudah mempersoalkan “bagaimana ini? Vmengapa ini? Apa sebabnya ?
Tokoh lain ialah Thucydides, disebut sebagai pendasar historiografi ilmiah. Ditekankanya masalah kritik sejarah, metodologi, relevansi dan bahan-bahan yang mempunyai bukti-buti dan alasan-alasan yang tidak mudah dibantah. Obyektiftas menjadi sasaran utama. Menurut jan romein, motif perbuata dikaji seteliti-setelitinya dan ia mencoba memberiakn hubungan kausal pada peristiwa-peristiwa sejarah.
Jika kita lihat dari kedua tokoh tersebut menunjukkan bahwa penulisan sejarah itu mempuncai ciri fdan sifat keilmuan, walaupun penyajianya pada waktu itu juga dalam bentuk sastra. Oleh karena itu juga btidak mengherankan jika sejarah mula-mula adalah salahsatu cabang dari sastra, jadi merupakan suatu seni sebelum dikenalkan kritik sejarah, yang merupakan inti dari metode sejarah, sesungguhnya penulisan sejarah dilakukan tanpa dukungan suatub disiplin/ ilmu sejarah. Memang disiplin/ ilmu sejarah baru boleh terbentuk sesudah metode sejarah dengan kritik sejarah, sebagai intinya mengalami mengalami perkembanganya yang pertama.
Hal ini tidak berarti bahwa sejarawan kuno begitu mempercayai segala keterangan yang diperolehnya sebagai bahan historiografi atau penulisan sejarah. Seperti pada manusia yang telah mencapai tingkat peradaban tertentu, mereka juga mencakup commonsense(pengertian keadaan) untuk merasa bahwa tidak semua saksi dapat dipercayai kebenaranya. Soalna hanyalah bahwa di dalam masa “pra kritik” itu kesangsian sebuah prinsipbelum merupakan sebagian dari sikap jiwa para sejarawan.
Sejak abad ke XVII kritik sejarah mulai berkembang, hingga akhirnya mencapai taraf kematangan dalam diri metode sejarah pada abad ke XIX. Dalam abad itulah timbul apa yang disebut sejarah ilmiah yang disebut sejarah kritis atau sejarah empiris. Kebangkitan sejarah sebagai sebagai disiplin ilmiah inni dimulai di Jerman, dimana leopold van renke mencetuskan diktumnya bahwa tugas sejarah hanyalah menunjukkan apa yang benar-benar telah terjadi.
Jika ditilik dari asas-asas metode sejarahnya dan cenderung kerja metode sejarah yang lazim dibagi dalam 4 kelompok kegiatan : heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dengan demikian jelas sekali bahwa sejarah itu memenuhi tugas untuk disebut sbgai ilmu, namun demikian juga mengandung seni sejarah, hal ini terkait dengan pembuatan kisah sejarah yang merupakan seni tersendiri dan harus dimiliki oleh setiap penulis sejarah/sejarawan, agar hasil rekontruksi sejarah yang sudah ditekuni dapat diterima oleh pembaca atau ilmuan lainya yang dapat dibuktikan kebenaranya. Sebagai rangkaina keterkaitan dari definisi dan pendapat-pendapat yang diuraikan pada penjelasan sebelumnya maka jelas bahwa sejarah itu sebagai ilmu yang mempunyai ciri khas sendiri yang tidak terlepas dengan faktor tempat dan kronologis(ruang dan waktu). Sejarah sebagai ilmu tidak bisa berdiri sendiri, atau saling hubungan dengan ilmu-ilmu sosial dan ilmu humaniora lainya.
2.1.3. tujuan dan manfaat sejarah
*      Tujuan Ilmu Sejarah
    Jika maha siswa di Tanya oleh dosen atau profesornya;apa tujuan anda mempelajari sejarah? Sebagai pengetahuan dasar  mahasiswa menjawab dari 2 aspek, yaitu:
1. Untuk memenuhi rasa ingin tahu mengenai peristiwa pada masa lampau tentang bagai mana deskripsi peristiwanya mengapa peristiwa itu dan bagamana  akhir peristiwa itu,serta perkiraan impilikasi atau dampak peristiwa tersebut terhadap bidang-bidang kehidupan lainnya
2. Untuk mengetahui lebih dalam apakah sejarah itu suatu seni atau suatu disiplin ilmu. Profesor Charles A .Beard, dalam pidatonya selaku presiden perserikatan ahli sejarah amerika di new York,1933 dengan judul : written history as an act of faith,menyatakan bahwa :sejarah sebagai disiplin ilmu dan sebagai seni ke 2 hal itu saling mengesi. Tetapi yang pasti bahwa, sejarah memilikmi metode yang berilmiah.berjuta-juta fakta sejarah dapat dipastikan secara meyakinkan baik bagi awam maupun para ahli.
Sebagai contoh:
Tidak ada keragu-raguan bahwa pada suatu hari dengan sebutan”12 oktober 1492”, sekelompok pelaut yang di pimpin oleh ”christofer colombus” mendarat pada suatu  pulau yang di namakan”walting island” di gugusan pulau bahama. Kebenaran dari peristiwa itu di buktikan oleh satu seri dokumen yang telah di uji dengan saksama akan otetitasnya dan kredibilitasnya.sehingga hal itu dianggap oleh sejarawan sebagai suatu fakta.(C.A Beard,Amerika historical revew.1934:219-231) .
    Jadi fakta-fakta sejarah  sebagai hasil perbuatan manusia sebagai objek sejarah yang mengandung nilai atu bobot ilmiah dengan faliditas tinggi mengandung 3 aspek pokok yang merupakan cirri ilmu pengetahuan yakni:
1.      Kegiatan tersebut dilakukan manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan baru
2.      Pengetahuan baru hasil dari kegiatan tersebut merupakan sesuatu pemahaman yang lebih sempurna terhadap keadaan pada waktu lampau,sekarang dan akan datang
3.      Pengetahuan baru yang mengandung hasil dari kegiatan ini mengandung potesi untuk mengubag lingkungan maupun pemiliknya sendiri

*      Manfaat Ilmu Sejarah
     Sejarah selalu dikaitkan dengan pernyataan peritiwa atau kejadian masa lamapau. Selaku sebuah cerita,sejarah meberikan sesuatu keadaan yang sebetulnya terjadi berbeda dengan dongeng, yang juga berbentuk cerita tetapi hanya sekedar pelipur lara. Kejadian-kejadian yang di munculkan dalam dongeng hanyalah menyusun cerita.
Dengan demikian manfaat yang dapat kita petik dengan mengetahui sejarah ialah kita akan dapat lebih berhati-hati agar kegagalan tidak terulang kembali. Tepatlah kata confutes,seorang filosof cina berkata”sejarah mendidik kita supaya bertindak bijaksanaa” (kansil,1986:1).selanjutnya Cicero ( seorang ahli sejarah yunani ) berkata “HISTIRI IS MAGISTRA VITAE” artinya:”sejarah bermanfaat sebagai guru yang baik”.dalam buku”penggunaan ilmu sejarah”Roeslan Abdul gani memandang bahwa ilmu sejarah ibarat pengliatan tiga dimensi yaitu,pertama penglihatan ke masa silam,kedua kemasa sekarang,dan ketiga ke masa depan.
Manfaat lain dari ilmu sejarah adalah memperluas wawasan berfikir kita.artinya, sejarah secara terbuka terus memberikan,dan perspektif tentang perkembangan selanjutnya.hal ini sesuain dengan pandangan yang dikemukakan oleh DR.Dowes Dekker,salah seorang perintis kemerdekaan nasionalisme Indonesia,yang kemudian mengubah namanya menjadi DR.setia budhi memandang bawha :
    Hendaknya tugas setiap ahli sejarah jangan hanya terpungkung pada jaman lampau saja,melainkan nmenarik terus garis jaman lampau itu sejauh mungkin kemasa depan dari sedikit banyak fakta-fakta sejarah dan tampaknya simpang siur itu,ahli sejarah harus pandai menemukan garis besarnya,dan menarik terus garis besar melalui masa sekarangt ke masa depan.(Abdul gani,1963:15)
Bentuk lain dari segi manfaat ilmu sejarah yakni bahwa pengetahuan yang merupakan deskripsi proses sejarah hasil sistesis dari para ilmuan sejarah itu,kemudian dapat dipakai sebagai suatu input (masukan)bagi para filsof dalam merumuskan system filsafat sejarah atau teori sejarah.
Menurut Sohartoyo hardjosatoto:bagi seorang manusia,ingatan memori mengenai masa lalu sangat bermanfaat dalam study sejarah.dengan meiliki memori,seorang akan dapat mengambil keputusan secara tepat maupun memperbaiki keadaan pribadinya sehingga akan dapat tetap melangsungan hidupnya,(S.hardjosatoto,1980:20-21).
Menurut Marcus tulius ciccro (106-43 SM),seorang filosof Romawi pernah menyatakan,bahwa:seseorang yang tidak mengetahui kejadian-kejadian sebelum dilahirkanya adalah merupakan orang yang selama hidupnya tetap menjadi anak(Sartono Kartodirdjo,1968:8).
Dengan demikian sebenarnya manusia bukan hanya merupakan:mahluk microcosmos:dalam ruh atau tempat tetapi juga merupakan mahluk;micro-history”.perasaan kesejarahan(historical sense atau historical-desnes)
Tujuan dan manfaat mempelajari ilmu sejarah,ialah:
1.Untuk memperoleh pengalaman mengenai peristiwa-peristiwa sejarah di masa lalu baik positif maupun pengalaman negatif dijadikan hikmah agar kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.
2.Untuk mengetahui dan dapat menguasai hukum-hukum sejarah yang berlaku agar kemudian daoat memanfaatkan dan menerapkannya bagi mengatasi persoalan-persoalan hidup saat sekarang dan masa yang akan datang.
3.Untuk menumbuhkan kedewasaan berfikir,memiliki vision atau cara pandang ke depan yang lebih luas serta bertindak lebih arif dan bijaksana terutama mengambil keputusan.
Selain keterangan yang tertera sebelumnya, selain itu secara rinci dan sistematis, Notosusanto mengidentifikasikan empat jenis kegunaan sejarah, yakni funsi edukatif, fungsi inspiratif, funsi instruktif dan fungsi rekresi.
        1.Fungsi Edukatif
        Artinya, bahwa sejarah membawa dan mengajarkan kebijaksanaan ataupun kearifn-kearifan. Hal itu dikemukakan dalam ungkapan John Seeley yang mempertautkan masa lampau dengan sekarang, we study history, so what we maybe wish before the event. Oleh karena itu, penting pula ungkapan-ungkapan, seperti belajarlah dari sejarah atau sejarah mengajarkan kita.
        2.Fungsi Inspiratif
        Artinya, dengan mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham. Sebagai contoh, melalui belajar sejarah perjuangan bangsa, kita dapat terilhami untuk meniru dan bila perlu “menciptakan” peristiwa serupa yang lebih besar dan paling tidak dengan belajar sejarah dapat memperkuat spirit dan moral.
                        3.Fungsi Instruktif
Bahwa dengan belajar sejarah dapat berperan dalam proses pembelajaran pada salah satu kejuruan atau ketrampilan tertentu, seperti navigasi, jurnalistik, senjata/militer, dan sebagainya.
\                       4.Fungsi Rekreasi
Artinya dengan belajar sejarah dapat memberikan rasa kesenangan maupun keindahan.Seorang pembelajar sejarah dapat terpesona oleh kisah sejarah yang mengagumkan atau menarik perhatian pembaca, baik itu berupa roman maupun cerita-cerita peristiwa lainya. Selain itu, sejarah dapat memberikan rasa kesenagan lainya, seperti ”pesona perlawatan” yang dipaparkan dan digambarkan kepada kita melalui berbagi evidensi dan imaji. Sebab dengan mempelajari berbagai peristiwa menarik diberbagai tempat, Negara dan bangsa, kita ibarat berwisata ke berbagai Negara di dunia.

2.2  Metodologi sejarah
Metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode sejarah.

Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Pertanyaanpertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi? Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?

Dalam proses penulisan sejarah sebagai kisah, pertanyaan-pertanyaan dasar itu dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang perlu diungkap dan dibahas. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itulah yang harus menjadi sasaran penelitian sejarah, karena penulisan sejarah dituntut untuk menghasilkan eksplanasi (kejelasan) mengenai signifikansi (arti penting) dan makna peristiwa. Dan berikut proses dalam penelitian sejarah.

2.2.1 Pemilihan Topik Penelitian

Suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan diteliti. Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan.

a) Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini termasuk adanya keunikan (uniquenesstopic).

b) Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.

c) Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.

Meskipun topik sangat menarik dan memiliki arti penting, namun bila sumber-sumbernya, khususnya sumber utama tidak diperoleh, masalah dalam topik tidak akan dapat diteliti. Oleh karena itu calon peneliti harus memiliki wawasan luas mengenai sumber, khususnya sumber tertulis.

2.2.2 Studi Pendahuluan

Setelah topik penelitian ditentukan, segera lakukan studi pendahuluan. Cari sumber-sumber acuan utama, yaitu sumber-sumber yang diduga memuat data atau informasi yang relevan dengan topik penelitian. Dengan menelaah sumber-sumber acuan utama secara efektif, peneliti akan dapat memahami ruang lingkung penelitian, baik ruang lingkup masalah maupun ruang lingkup temporal (waktu) dan spasial (tempat/wilayah) obyek penelitian.

Ruang lingkup penelitian itu kemudian dituangkan dalam rencana kerangka tulisan (laporan penelitian). Sementara itu, telaah pula bibliografi/daftar pustaka pada setiap sumber acuan utama yang berupa buku ilmiah. Hal itu dimaksudkan untuk mendapat tambahan informasi sumbersumber yang diduga memuat data tentang masalah yang akan diteliti. Catat identitas sumber-sumber itu menjadi bibliografi kerja.

2.2.3 Implementasi Penelitian

Penelitian sejarah yang pada dasarnya adalah penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, merupakan implementasi dari tahapan kegiatan yang tercakup dalam metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tahapan kegiatan yang disebut terakhir sebenarnya bukan kegiatan penelitian, melainkan kegiatan penulisan sejarah (penulisan hasil
penelitian).




*      Heuristik

Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain. Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari waktu peristiwa terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Peneliti harus mengetahui benar, mana sumber primer dan mana sumber sekunder. Dalam pencarian sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena penulisan sejarah ilmiah tidak ukup hanya menggunakan sumber sekunder. Agar pencarian sumber berlangsung secara efektif, dua unsur penunjang heuristik harus diperhatikan.

a) Pencarian sumber harus berpedoman pada bibliografi kerja dan kerangka tulisan. Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang tersirat dalam kerangka tulisan (bab dan subbab), peneliti akan mengetahui sumbersumber yang belum ditemukan.

b) Dalam mencari sumber di perpustakaan, peneliti wajib memahami sistem katalog perpustakaan yang bersangkutan.

*      Kritik Sumber

Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber, tetapi sumber-sumber itu terlebih dahulu harus dinilai melalui kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern menilai, apakah sumber itu benar-benar sumber yang diperlukan? Apakah sumber itu asli, turunan, atau palsu? Dengan kata lain, kritik ekstern menilai keakuratan sumber. Kritik intern menilai kredibilitas data dalam sumber.

Tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga diperoleh fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas (sistem kartu), agar memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan kerangka tulisan.

*      Interpretasi

Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi oleh sikap obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap subyektif, harus subyektif rasional, jangan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran.

*      Historiografi

Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu.

Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah, khususnya sejarah yang bersifat ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah umumnya.

a) Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Kaya ilmiah dituntut untuk menggunakan kalimat efektif.

b) Merperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca, penggunaan istilah, dan penujukan sumber.

c) Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan konteks permasalahannya.

d) Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku, termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar sumber.

Kaidah-kaidah tersebut harus benar-benar dipahami dan diterapkan, karena kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas, tetapi ditunjukkan pula oleh format penyajiannya.

2.3  ilmu bantu sejarah
Dalam melaksanakan fungsinya, ilmu sejarah dalam beberapa kasus tidak cukup hanya dengan ilmu sejarah itu sendiri. Namun membutuhkan beberapa ilmu bantu dari ilmu-ilmu yang lainya. Dan berikut beberapa ilmu bantu yang dibutuhkan oleh ilmu sejarah, antar lain :
1.      Paleontologi 
Suatu Ilmu yang mempelajari tentang bentuk –bentuk kehidupan zaman purba yang pernah ada di muka bumi, terutama pada fosil-fosil disebut paleontology.  Kata fosil berasal dari kata Yunani yaitu fissilis yang berarti  apa yang di gali atau dikeluarkan dari dalam tanah. Kemudian kata ini mempunyai arti khusus mengenai semua sisa-sisa binatang dan tumbuh-tumbuhan yang pernah hidup pada zaman Palaezoikum dan Mesozoikum. Relik-relik (sisa-sisa) binatang dan tumbuh-tumbuhan itu tetap terpelihara karena telah membantu serta tersimpan selama ratusan juta tahun yang lalu. Dalam kajian paleontology sangat erat hubungannya dengan ilmu geologi, ilmu fisika, ilmu botani (tumbuh-tumbuhan), zoology (ilmu hewan). Untuk mengetahui usia fosil-fosil yang telah di temukan maka dapat menggunakan metode Radiocarbon agar dapat menentukan usia fosil-fosil tersebut sampai ratusan tahun. Dari temuan fosil-fosil tersebut  itu dapat disusun melalui evolusi perkembangan hewan dan tumbuh-tumbuhan yang dikaitan dengan lapisan geologi pada masa hidupnya.  Bagi ilmu sejarah, paleontology berperan ketika manusia masih di anggap belum ada di muka bumi ini. Maka dari itu bantuan dari paleontology bagi sejarah ialah ilmu ini dapat menunjukkan secara hipotesis pada lapisan geologi mana atau kira-kira kapan manusia mulai ada dalam evolusi geologi. Di Indonesia fosil-fosil binatang purba tersebut semisal gajah, kerbau, badak dalam ukuran raksasa yang ditemukan di daerah lembah Sangiran, Pacitan, Jawa Timur. Di antara fosil-fosil binatang purba tersebut kemudian banyak yang disimpan di dalam Musium Geologi Bandung.
2.      Paleoantropologi
Paleontropologi  adalah ilmu yang mempelajari tentang fosil-fosil  manusia-manusia purba sering juga disebut sebagai antropologi ragawi. Yang dijadikan sebagai objek ilmu Paleoantropologi ialah manusia-manusia purba itu sendiri. Ilmu ini bertujuan untuk merekontruksi asal-muasal manusia, evolusi, pesebarannya, lingkungan, cara hidup dan budayanya (Teuku Jacob, 1990:65-66). Di Indonesia fosil-fosil manusia ditemukan pada lapisan pleistosen. Semula berawal dari temuan E. Dubois (1890) temuannya yaitu tulang rahang di dekat desa trinil, di pinggir aliran bengawan solo, tidak jauh dari Ngawi. Kemudian setelah itu ditemukan di tempat yang berbeda namun waktunya juga berbeda. Peneliti-peneliti lain yaitu G.H.R. Von Koeningswald dan F. Weidenrich antara tahun 1931-1934 menemukan sebelas fosil manusia purba namun fosil tersebut lebih sempurna daripada pithecanthropus erectus mungkin sudah merupakan manusia sehingga mereka beri nama Homo Soloensis(manusia solo).
3.      Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda kuno. Dunia arkeologi sangat erat kaitannya dengan asumsi tentang rentang waktu yang sangat panjang. Arkeologi mencakup masa sejarah maupun prasejarah. Arkeologi juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia dan kebudayaannya, yaitu dapat dijelaskan bahwa manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya dapat menghasilkan kebudayaan, kebudayaan yang dihasilkan adalah sebuah benda-benda kuno yang dikaji dalam arkeologi ini. Di Indonesia sendiri masa prasejarah berahir pada abad ke empat. Arkeologi salah satu sumber besar dalam penghimpunan sejarah di banyak tempat. Objek-objek yang dikaji dalam arkeologi adalah artefak, ekofak, fitur. Situs. Situs tertua adalah situs warka di kawasan Mesopotamia yang sekarang merupakan wilayah Irak bagian selatan. Dalam masanya, manusia selalu meninggalkan benda-benda yang pada awalnya sebagai fungsi praktis. Arkeologi mencoba menginterpretasikan dan merekontruksi budaya ataupun peristiwa yang trjadi di masa itu. 
4.      Paleografi
Paleografi adalah salah satu ilmu bantu sejarah yang mempelajari tentang tulisan-tulisan yang ada di masa lampau (tulisan kuno). Paleografi umumnya mengidentifikasi tulisan-tulisan kuno yang tertulis pada papyrus, tablet-tablet tanah liat, perkamen (vellum), kertas, daun lontar, dan lain sebagainya. Paleografi ini termasuk ilmu membaca dalam menentukan waktu (tanggal) dibuatnya tulisan-tulisan kuno. Dalam tulisan-tulisan kuno tersebut biasanya sulit untuk diterjemahkan sehingga butuh pengungkapan arti dari tulisan-tulisan kuno yang ditemukan. Terkadang arti dari tulisan-tulisan kuno tersebut merupakan sejarah tentang terjadinya sesutau yang dianggap penting, Selain berguna untuk membaca tulisan-tulisan kuno, Paleografi juga digunakan untuk mempelajari tulisan tangan karya sastra yang biasanya tidak menyebutkan bilamana dan dimana karya tulis itu ditulis, serta tidak diketahui pengarangnya.
5.      Epigrafi
Epigrafi adalah ilmu bantu sejarah yang mempelajari tentang cara membaca, menunjukkan waktu (tanggal), mengidentifikasi tulisan-tulisan kuno yang ditulis di atas benda yang keras. Persamaan antara Epigrafi dan Paleografi adalah terletak pada pembahasannya yaitu tulisan-tulisan kuno. Perbedaan antara keduanya ialah terletak pada materi yang digunakan untuk menulis.Salah satu contoh yang diteliti oleh ilmu epigrafi ini adalah Prasasti. Prasasti merupakan sumber tertulis yang dapat memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa masa lampau, bisa juga dalam prasasti itu, menggambarkan tentang raja maupun ratu yang ada pada masa lampau.
6.      Ikonografi
            Ialah ilmu yang mempelajari tentang arca atau patung-patung dari zaman prasejarah sampai sejarah. Arca pada zaman prasejarah adalah bangunan yang umumnya melambangkan nenek moyang dan menjadi tempat pemujaan. Arca dan patung yang ditemukan di Indonesia terbuat dari tanah liat, batu, dan logam (perunggu, perak dan emas).
                        Pada zaman sejarah arca lebih ditujukan untuk menggambarkan orang-orang yang di anggap penting, seperti raja dan ratu. Patung-patung yang melukiskan tokoh sejarah itu misalnya Rajasa (pendiri kerajaan singgosari), Prajnaparamita (menggambarkan Ken Dedes), Kertanegara, Kertarajasa Jawardana (Raden Wijaya pendiri Majapahit), Hayam Wuruk, Gajah Mada Aditiawarman dan putrid Tribuana.  Arca-arca dan patung-patung ini dapat berdiri sendiri atau merupakan dari bangunan-bangunan keagamaan seperti kuil, gereja, atau candi.
7.      Numismatik
            Numismatic ialah ilmu yang mempelajari tentang mata uang (coins), asal usul, tehnik pembuatan, sejarah, mitologi, dan seninya. Mata uang ialah alat tukar menukar pada zamannya, mata uang koin ini beratnya tidak sama. Mata uang itu tidak hanya berupa logam namun ada juga yang berupa kertas, namun orang pada zaman dahulu itu senang memakai uang logam dikarenakan uang tersebut awet, tahan lama dan tidak robek seperti halnya uang kertas. Bagi sejarah Indonesia mata uang lamamerupakan sumber penting karena menunjukkan adanya kegiatan ekonomi, hubungan-hubungan dagang antara kepulauan Indonesia dan luar Indonesia, juga hubungan politik dan kebudayaan. Mata uang tertua berupa dinar emas ditemukan dalam ekskavasi di bekas keraton Ratu Boko, Ygyakarta. 
8.      Ilmu Keramik
Keramik adalah nama umum untuk tembikar, cina dan porselin. Pengetahuan tentang keramik merupakan ilmu bantu sejarah dan kesenian yang penting. Hasil kajian tentang benda-benda ini merupakan bahan penting untuk penyusunan sejarah baik pada periode pra sejarah dan sejarah. Dari kajian tentang keramik akan diketahui perkiraan waktu, pemilik atau pendukung kebudayaan keramik, lalu lintas perdagangan dan interaksi antar daerah dan bangsa.Tembikar di Indonesia biasanya berupa alat-alat dapur yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Pecahan tembikar ini telah ditemukan pada masa mesolitikum (batu madya) seperti sampah dapur (kjokkenmoddinger) yang ditemukan di pantai timur Sumatra. Pada masa neolitikum (batu baru), tembikar yang ditemukan telah dihias dan diperhalus.
9.      Genealogi
            Pengetahuan mengenai asal-usul nenek moyang atau keturunan keluarga seseorang atau oraang-orang.biasanya pada zaman dahulu pararaja-raja membuat silsilah keluarganya dengan cara menggambarkan sebuah pihon dimana rantingnya yang pling muda adalah keturunan mereka yang masih bayi, dan daun yang telah gugur adalah mereka yang sudah meninggal. Penulisan sejarah keluarga (family history) umumnya menggunakan genealogi sebagai dasarnya.

10.  Filologi
            Filologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang naskah-naskah kuno. Nasl\kah-naskah kuno tersebut di tulis dalam bahasa jawa kuno, sunda kuno, atau melayu. Beberapa contoh naskah-naskah itu ialah :
·         Negarakertagama
Negarakertagama adalah naskah lontar yang ditemukan dan dirampas oleh Belanda di Puri Cakranegara Lombok tahun 1894. Naskah ini menggunakan bahasa Jawa Kuno, berhuruf Bali dan berbentuk puisi (kakawin). Naskah ini ditulis oleh Mpu Prapanca seorang pujangga Majapahit ditulis tahun 1365 setahun setelah Gajah Mada wafat. Sekarang naskah ini disimpan di Universitas Leiden Belanda. Beberapa sejarawan telah menterjemahkan naskah seperti oleh Brandes dan H. Kern. Sementara sejarawan Indonesia yang menterjemahkan naskah ini adalah Prof. Slametmulyono (1953).
Secara garis besar isi dari naskah Negarakertagama antara lain : tinjauan filsafat Prapanca dan tujuan penulisan, susunan pemerintah pusat dan pemerintahan dalam negeri Majapahit, wilayah nusantara yang dikuasai Majapahit, penyiaran agama Hindu-Budha, catatan perjalanan Hayam Wuruk ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, sejarah Singasari-Majapahit sejak Ken Arok hingga Hayam Wuruk dan Gajah Mada, upacara kebesaran di Majapahit, dan peraturan mengenai pertanahan agraria.
·         Pararaton
Naskah ini menggunakan bahasa Jawa Kuno, berbentuk prosa, tidak diketahui penulisnya dan disusun sekitar abad 16. Pararaton berisi tentang riwayat Ken Arok. Tahun 1920 naskah Pararaton ditulis ke dalam bahasa Romawi dan diterjemahkan oleh Brandes. Nasakah Pararaton berisi tentang kisah Ken Arok sebagai pendiri wangsa Rajasa, istrinya Ken Dedes dan sejarah Majapahit 1486.
·         Kidung Sundayana
Kidung Sundayana berbentuk puisi (kidung). Naskah ini ditemukan di Bali dan menggunakan bahasa Jawa Kuno dengan pengarang yang belum diketahui. Isi secara umum naskah Kidung Sundayana bercerita tentang kronologis perang Bubat yang diawali dengan keinginan Hayam Wuruk mencari permaisuri. Maka terpilihlah putri dari kerajaan Pajajaran yang bernama Citraloka. Rombongan Pajajaran dan putri Citraloka akhirnya datang ke Majapahit. Di sinilah awal masalah terjadi ketika Gajah Mada tidak senang dengan cara Hayam Wuruk menyambut kerajaan Pajajaran. Muncullah perselisihan paham antara Gajah Mada, Hayam Wuruk dan pihak Pajajaran. Tidak adanya kesepakatan pihak meyebabkan pertempuran antara kedua belah. Raja Pajajaran terbunuh dalam peristiwa ini dan Citraloka akhirnya bunuh diri.
·         Babad Tanah Jawi
Naskah ini bercerita tentang pasang surut sejarah Jawa yang meliputi akhir kerajaan Majapahit 1525 sampai Perjanjian Giyanti 1755 yang membagi Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Secara rinci isi Babad Tanah Jawi adalah Kerajaan Demak Bintoro, Mataram, walisongo terutama figur Sunan Kalijaga dan perpecahan Mataram.
·         Carita Parahiyangan
Naskah berbahasa dan beraksara Sunda Kuno ini ditulis pada daun lontar. Naskah ini pernah ditranskrip dan diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Pleyte dengan catatan dari Purbacaraka. Isinya tentang leluhur raja Sunda (para hiyang) yang dimulai dari kerajaan Galuh (Ciamis) sampai runtuhnya kerajaan Pajajaran karena serangan Islam. Yang unik dari naskah ini adalah terdapatnya nama raja Sanjaya dari kerajaan Mataram.


·         Hikayat Raja-Raja Pasai
Naskah ini ditulis dalam bahasa Melayu sekitar abad 16 yang sekarang disimpan di perpustakaan Royal Society di London. Hikayat ini bercerita tentang kerajaan Pasai (Aceh) periode abad ke-13-16 M. Isi singkatnya adalah tentang raja Pasai yang memeluk agama Islam yaitu Raja Ahmad dan saudaranya Muhammad, tentang raja Samudra pertama yaitu Merah Silu yang masuk Islam dengan gelar Malik as-Saleh, tentang adu kerbau besar Majapahit (Raja Sang Nata dan Gajah Mada) dan anak kerbau dari Minangkabau (Patih Suatang dan Patih Katamanggungan). Yang menarik dari hikayat ini memuat tentang nama 35 daearah nusantara dan Semenanjung Melayu yang ditaklukkan Majapahit.
·         Sejarah Melayu
Naskah Melayu ini menggunakan aksara Arab-Melayu ditulis oleh Tun Sri Lanang (1565-1642) seorang bendahara dari Kesultanan Johor. Buku ini ditulis sekitar tahun 1612 seabad setelah Malaka ditundukkan Portugis tahun 1511. Penulisan acapkali tertunda karena Aceh sering menyerang Johor sehingga penulis harus mengungsi. Naskah ini sekarang disimpan di British Museum London. Ringkasnya naskah ini berawal dari Sang Tri Buana yang turun dari Bukit Seguntang Palembang sampai direbutnya Malaka oleh Portugis tahun 1511. Sang Tri Buana ini dianggap sebagai pangkal empat keluarga raja yang memerintah Palembang, Majapahit, Melayu dan Minangkabau.
11.  Bahasa
            Bahasa sangatlah penting dalam membantu Ilmu sejarah karena dengan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai akan sangat membatu dalam melakukan penelitian dan penulisan sejarah terutama dalam melakukan penelitian pada bangsa asing. Pengetahuan itu tidak harus menjadikannya ahlidalam bahasa, akan tetapi dapat berguna dalam memahami apa yang di tulis dalam bahasa asing.
            Dokumen-dokumen adalah sumber pertama sejarah (primary sources) yang disimpan di arsip-arsip ditulis dalam bahasa daerah atau bahasa asing tertentu. Apabila ingin melakukan penelitian sejarah tentang suatu daerah atau bangsa asing syaratnya harus mengerti bahasa asing yang di perlukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Misalnya apabila ingin melakukan penelitian terhadap sejarah Indonesia mengenai periode pertengahan pertama abad ke-20 atau abad sebelumnya, maka selain bahasa daerah, atau bahasa melayu, atau bahasa Indonesia, maka sejarawan juga harus mengetahui bahsa Belanda karena banyak dokumen-dokumen yang di tulis dalam bahsa belanda. 
12.  Statistik
            Statistik membantu ilmu sejarah menjadi ilmiah karena menggunakan fakta dan data kuantitatif. (Wilson Gee, 1950:253) mengatakan bahwa statistic tidak harus dianggap sebagai subjek yang mempunyai hubungan hanya dengan ilmu-ilmu fisika, kimia, ekonomi, dan sosiologi. Statistic itu bukan sebuah ilmu (science) melainkan sebuah metode ilmiah (scientific method). Statistic digunakan sebagai metode ilmiah dalam ilmu-ilmu social seperti antropologi, sosiologi, psikologi social, ekonomi, politik dan sejarah. Untuk sejarah, statiktik menggunakan fakta atau data kuantitatif masa lampau dalam pengumpulan, penyajian, pembahasan dan penafsirannya. 
13.  Etnografi
Etnografi adalah salah satu cabang ilmu antropologi yang menjelaskan tentang kebudayaan di dalam suku bangsa. Etnografi berasal dari kata etnic yaitu etnis dan logos yang artinya ilmu, jadi dapat dikatakan etnografi adalah ilmu yang mempelajari tentang etnik. Pada awalnya Eropa menjajah Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Oceania, namun pada abad ke 16, bangsa Eropa mulai peduli terhadap bangsa yang dijajahnya dan mempelajari perbedaan budaya dari masing-masing bangsa, sehingga muncullah ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan yaitu antropologi dan cabang yang mengkhususkan membahas tentang etnic disebut Etnografi. Koentjaraningrat (1997:92) menjelaskan Etnografi merupakan bagian kajian antropologi yang secara holistis mendeskripsikan kebudayaan satu masyarakat, dan yang semestinya berdasarkan pemahaman atas hasil penelitian lapangan (fieldwork) dari hukum masa yang lebih akhir.
Penelitian lapangan yaitu meneliti satu kelompok suku bangsa dalam satuan kecil di masyarakat. Kelompok suku bangsa yang dimaksud adalah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kota, pulau kecil, provinsi, bahkan satu Negara sekaligus. Suku bangsa adalah kolektiva yang memiliki kesadaran akan kesatuan kebudayaan, yang sering kali ditandai oleh kesatuan bangsa (koentjaraningrat 1969). Di Indonesia etnografi itu tidak hanya berupa tulisan-tulisan tentang suatu kebudayaan, suku bangsa namun ada bukti yang mendukung yaitu gambar, foto, film, dan dokumentasi-dokumentasi dari hasil penelitian suatu kebudayaan. Etnografi di Indonesia itu dibuat oleh para musuh, pendeta, penyair, agama nasrani, sarjana-sarjana bahasa-bahasa Indonesia (Nusantara) penyelidik alam, pegawai pemerintahan jajahan.

2.4  Hubungan ilmu sejarah dengan ilmu sosial
Sejarah dan ilmu-ilmu sosial mmpunyai hubungan timbal balik. Sejarah diuntungkan dengan ilmu-ilmu sosial dan sebaliknya. Sejarah baru yang memang lahir berkat ilmu-ilmu sosial, penjelasan sejarah didasarkan atas ilmu-ilmu sosial. Belajar sejarah tidak dapat dilepaskan dari belajar ilmu-ilmu sosial, meskipun sejarah punca cara sendiri menghadapi obyeknya. Topik-topik baru terpikirkan berkat ilmu-ilmu sosial. Meskipun demikian perlu diingat bahwa sejarah dan ilmu-ilmu sosial berbeda tujuanya. Tujuan sejarah adalah mempelajari hal-hal yang unik, tunggal, idiografis, dan sekali terjadi. Sedangkan ilmu-ilmu sosial tertarik kepada yang umum, ajeg, nomotetis, dan berpola. Pendekatan sejarah juga berbeda dengan ilmu-ilmu sosial. Sejarah itu diakronis, memanjang dalam waktu. Sedangkan ilmu sosial itu sinkronis, melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sedangkan ilmu-ilmu sosial menekankan struktur.
*      Kegunaan ilmu sejarah bagi ilmu-ilmu sosial
Sejarah mempunyai kegunaan untuk ilmu-ilmu sosial dalam tiga hal yaitu:
1.      Sejarah msebagai kritik terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial
2.      Permasalahan sejarah dapat menjadi permasalahan ilmu-ilmu sosial
3.      Pendekatan sejarah yang bersifat diakronis menambah dimensi baru pada ilmu-ilmu sosial yang singkronis

*      Kegunaan ilmu sosial untuk sejarah
Sejarah baru yang memang lahir dari adanya perkembangan ilmu-ilmu social menjadi bukti bagaimana besar pengaruh ilmu-ilmu social padsa sejarah. Pengaruh ilmu-ilmu social pada sejarah dapat digolongkan ke dalam empat macam, yaitu (1) konsep (2) teori (3) permasalahan , dan (4) pendekatan.
            Meski demikian, penggunaan ilmu-ilmu social dalam sejarah itu bervariasi. Variasi itu ialah (1) yang menolak sama sekali, (2) yang menggunakan secara implicit, dan (3) yang menggunakan eksplisit. Tentusaja ada varian campuran dan kekaburan batas.
            Yang menolak samasekali penggunaan ilmu-ilmu social berpendapat:
1.      Bahwa penggunaan ilmu-ilmu social akan berarti hilangnya jati diri sejarah sebagai ilmu yang diakui kebenaranya, jadi sejarah cukup dengan common sense (akal sehat, nalar umum, akal sehari-hari) dan penggunaan dokumen scara kritis. Tanpa ilmu-ilmu social sejarah dapat menjadi dirinya sendiri. Sejarah itu harus mendekati obyeknya tanpa prasangka intelektual (memakai semacam grounded research). Dari penelitian akan timbul dengan sendirinya pengelompokan-pengelompokan, dari dalam tidak dari luar melalui melalui ilmu-ilmu social. Missalnya, tanpa konsep intelektual apa pun kita tahu bahwa ada revolusi antara tahun 1945-1950.
2.      Penggunaan ilmu social hanya akan menjadikan sejarah ilmu yang tertutup secara akademis dan personal. Dari sudut pandang akademis, tanpa ilmu-ilmu social maka sejarah akan bersifat multidisipliner. Dengan ilmu-ilmu social, sejarah akan kehilangan sifa kemandirianya sebagai the ultimate interdisciplinarian. Secara personal, sejarah akan punya peristilahan teknis, dan ini tidak menguntungkan. Sebab orang yang “hanya” berbicara dengan bahasa sehari-hari akan menyingkir. Ke mana mereka, kalau tidak ke sejarah? Begitu banyak orang berbakat yang menjadi amatir, hanya karena sejarah menggunakan ilmu-ilmu social.

Ternyata, tanpa ilmu-ilmu social, sejarah dapat ditulis dengan baik. Tulisan taufik Abdullah, school and politics : the kaum muda movement in west Sumatra (1927-1933). Demikian juga buku-buku H.J. de Graft tentang matara, M.C. Ricklefts tentang Yogyakarta abad ke -18. Semua buku itu ditulis dengan kekayaan document, ketelitian, sikap kritis, cerdas, dan retorika yang baik. Jangan sampai penggunaan analisis ilmu-ilmu social dipakai untuk menutupi kekurangan rethorika.
            Akan tetapi, mereka yang tidak memakai ilmu-ilmu social pun setuju bahwa pendidikan ilmu-ilmu social amat penting karena ilmu-ilmu social akan mempertajam insight sejarawan.
            Adapun penggunaan ilmu-ilmu social meliputi :
1.      Konsep
Dalam bahasa latin conceptus berarti gagasan atau ide. Sadar atau tidak, sejarawan banyak menggunakan konsep ilmu-ilmu social. Anhar gonggong dalam disertasinya tentang kahar muzakkar menggunakan konsep local politics untuk menerangkan konflik antar golongan di Sulawesi selatan. Untuk menerangkan pribadi kahar muzakkar memakai konsep konsep sirik dari ethno psycologi yang berarti hargadiri atau martabat. Demikian, kahar harus pergi merantau karena sirik dan kembali ke Sulawesi selatan juga karena sirik.
            Suhartono dalam, apanage dan bekel : perubahan social di pedesaan Surakarta 1830-1920, menggunakan konsep rural elite untuk menerangkan bekel dan konsep counter elite dan rural bandit untuk menerangkan perampok kecu.
2.      Teori
dalam bahasa yunani teoria, berarti di antaranya, “kaidah yang mendasari suatu gejala, yang sudah melalui verivikasi”;ini berbeda dengan hipotesius. T. Ibrahim Alfian dalam buku perang dijalan Allah menerangakan perang aceh dengan teori collective behavior dari neil J. Smelser. Dalam teori itu diterangkan bahwa perilak kolektif dapat timbul melalui dua syarat, yaitu ketegangan structural (structural strain) dan keyakinan bersama (generalized believe ). Ada ketegangan antara orang aceh dengan pemerintah colonial, antar muslim kape, yang menghasilkan ideology perang stabil.
3.      Permasalahan
Banyak permasalahan ilmu-ilmu social yang dapat diangkat sebagai topic penelitian sejarah seperti mobilitas social, kriminalitas, migrasi, gerakan petani, budaya istana, kebangkitan kelas menengah , dsb. Salah satu bukunya sartono kartodirjo et al., perkembangan peradaban priyayi. Buku itu ditulis berdasarkan permasalahan elite dalam pemerintah colonial, kemunculanya, lambing-lambangnya dan perubahan-perubahanya.
4.      Pendekatan
sebenarnya, semua tulisan sejarah yang melibatkan penelitian suatu gejala sejarah yang melibatkan penelitian suatu gejala sejarah dengan jangka yang relative panjang ( aspek diakronis) dan yang melibatkan penelitian aspek ekonomi, masyarakat atau politik (aspek sinkronis) pastilah memakai juga pendekatan ilmu-ilmu social.
Pemakaian yang implicit dapat dijumpai dalam tulisan soegijanto padmo the cultivation of vorstenlanden tobacco in Surakarta residensi dan besuki tobacco in- besuki residency and its impact on the peasant economy and society 1860-1960. Tulisan yang membicarakan penanaman tembakau dan pengaruhnya pada ekonomi masyarakat itu memakai pendekatan ilmu-ilmu social sehingga tulisan itu bias dimasukkan dalam sejarah social.
            Agak eksplisit ialah disertasi Kuntowijoyo, “ social chance in agrarian society: madura 1850-1940”. Disertsi itu membicarakan Madura yang berubah dari patrimonialisme ke kolonialisme. Disertasi itu diantaranya menanyakan mengapa dalam perubahan kelas tidak terjadi. Apa yang disebut Vilvredo Pareto sebagai circulation of the elites tidak ada dimadura. Ternyata jawabanya ialah karena belanda menjamin bahwa para bangsawan akan dipekerjakan sebagai pegawai baik sipil maupun militer.
2.5  keterkaitan ilmu sejarah dengan disiplin ilmulainya dalam lingkup ilmu sosial
Selain mempunyai ilmu Bantu dalam keilmuaannya, sejarah juga menjalin hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya, terutama sesama ilmu sosial. Dalam hubungan ini yang terjadi adalah hubungan yang saling membutuhkan, disinilah letak perbedaanya dengan konsep ilmu Bantu sejarah, dimana sejarah yang lebih dominant dalam mebutuhkan bantuan guna mengungkap suatu permasalahan, lebih tepatnya kita dapat menyebutnya dengan kombinasi dari dua ilmu sosial.
Perkembangan Ilmu Sejarah pasca perang dunia II menunjukkan kecenderungan kuat untuk mempergunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial dalam kajian Sejarah. Dasar pemikirannya adalah bahwa : pertama, sejarah deskriptif-naratif sudah tidak memuaskan lagi untuk menjelaskan pelbagai masalah atau gejala yang serba kompleks dalam peristiwa Sejarah.
Kedua, pendekatan multidimensional yang bertumpu pada penggunaan konsep dan teori ilmu sosial paling tepat untuk memahami gejala atau masalah yang kompleks itu. Ketiga, dengan bantuan teori-teori sosial , yang menunjukkan hubungan antara berbagai faktor ( inflasi,pendapatan nasional,pengangguran, dan sebagainya),maka pernyataan – pernyataan mengenai masa silam dapat dirinci, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Keempat, teori-teori dalam ilmu sosial biasanya berkaitan dengan struktur umum dalam kenyataan sosio-historis. Karena itu, teori-teori tersebut dapat digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan yang mempunyai jangkauan luas. Bila teori-teori sosial itu diandalkan dan dipercaya, maka dengan menggunakan teori-teori itu pengkajian sejarah juga dapat diandalkan seperti halya ilmu-ilmu sosial yang terbukti kesahihan studinya. Dengan cara ini,pengkajian sejarah yang dihasilkan tidak lagi dominan dengan subjektifitas,yang sering dialamatkan kepadanya.
Kelima, studi sejarah tidak terbatas pada pengkajian hal-hal informatif tentang “apa” , “siapa” , “kapan” , “dimana” , dan “ bagaimana”, tetapi juga ingin melacak  pelbagai struktur masyarakat ( sosiologi ), Pola kelakuan ( antropologi ) dan sebagainya. Studi yang menggunakan pendekatan ini akan melahirkan karya sejarah yang semakin antropologis (anthropological history) dan sejarah yang sosiologis ( sosiologycal history ).
Meskipun penggunaan ilmu-ilmu sosial sangat penting, namun terdapat pula kalangan yang justru sebaliknya atau kontra dengan cara berpikir semacam itu. Keberatan mereka juga didasarkan pada beberapa pemikiran. Pertama, bahan sumber sejarah sering tidak lengkap, sehingga kurang memberi pegangan untuk menerapkan teori-teori dari ilmu-ilmu sosial. Kedua, sering pendekatan sosio-historis dipersalahkan memotong kekayaan historis, karena ia hanya menaruh minat pada segi-segi tertentu dari masa silam yang dapat dikaji dengan bantuan ilmu-ilmu soial. Alhasil, masa silam tidak dapat dipaparkan seutuhnya. Ketiga, pengkajian tradisional lebih mampu menampilkan suatu pemandangan mengenai masa silam daripada suatu pendekatan sosio-ekonomis yang hanya membeberkan angka-angka statistik. Dalam konteks ini maka pendekatan hermeneutika memang lebih berhasil melukiskan wajah masa lalu. Keempat, pendekatan terhadap masa silam yang menggunakan teori-teori ilmu sosial hanya dapat digunakan sejauh dapat diandalkan. Kesahihan teori-teori sosial sering disanksikan. Sebab ia sering berpangkal pada pandangan-pandangan hidup, ideologi-ideologi politik atau modern yang sedang berlaku.
Terlepas dari pro dan kontra pengkajian sejarah menggunakan teori-teori ilmu sosial, namun patut direnungkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini hampir sudah sulit dibedakan antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Pendekatan interdisipliner kini sangat dominan mewarnai wacana perkembangan ilmu pengetahuan. Sejarah sebagai salah satu bidang ilmu tidak seharusnya menarik diri dari fenomena itu, melainkan harus mampu bermain ditengahnya , sehingga tidak dianggap himpunan pengetahuan masa lalu semata, tanpa bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan kehidupan manusia, sebagaimana visi sebuah ilmu pengetahuan.
Mengacu pada pemikiran tersebut , selanjutnya dikemukakan beberapa ilmu sosial dalam persinggungannya dengan studi sejarah. Lima disiplin yang dijelaskan yaitu; ilmu Politik, antropologi , sosiologi ,ekonomi , dan psikologi.

2.5.1.   Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik
          Ilmu politik dalam perkembangannya sangat dibantu oleh sejarah dan Filsafat, Dua kajian ini turut mengembangkan kajian ilmu politik baik dari segi pencarian konsepsi fundamental maupun penelusuran titik-titik penemuan data dan fakta dan masa-masa sebelumnya. Dalam buku pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah Sartono menuliskan “Politik adalah sejarah masa kini dan sejarah adalah politik masa lampau. Sejarah identik dengan politik, sejauh keduanya menunjukkan proses yang mencakup keterlibatan para aktor dalam interaksi dan peranannya dalam usaha memperoleh apa, kapan dan bagaimana.



2.5.2. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dan sejarah itu sama-sama termasuk kedalam ilmu sosial, yaitu ilmu yang membahas interaksi manusia dan lingkungannya. itulah kenapa di SMP, pelajaran ekonomi dan sejarah itu digabung. karena berasal dari rumpun ilmu yang sama, terkadang materinya pun berkaitan bahkan terkadang tumpang-tindih. Misalnya, pada materi perdagangan internasional, di sejarah juga  ada. di sejarah disebutkan bahwa bangsa eropa pergi ke indonesia utk mencari rempah-rempah.Dengan belajar dari masa lalu (sejarah) kita juga dapat belajar supaya perekonomian dapat lebih baik.
Banyak Kebijakan pemerintah kolonial di masa lalu yang dilandasi oleh kepentingan ekonomi. Misalnya, untuk memahami sejarah perdagangan rempah-rempah di Nusantara pada abad ke XVI sampai abad XVIII,maka tidak dapat dipisahkan dari peran kongsi dagang Hindia Belanda Timur yakni VOC  ( Verenigde Oost Indische Compagnie).

2.5.3. Hubungan Sejarah dengan Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan aspek-aspek dinamis yang ada didalamnya, secara tidak langsung kita dapat menemukan bahwa objek kajian antara sosiologi dan sejarah tidak jauh berbeda, namun sejarah membatasinya dengan konsep ruang dan waktu. Sebagai sesama ilmu sosial yang kajiannya tidak jauh berbeda maka tidak sulit kita menemukan hubungan-hubungan keilmuan antara sejarah dan sosiologi Pada beberapa dasawarsa terakhir ini banyak sekali hasil-hasil penelitian sosiologi berupa studi sosiologis yang memfokuskan studinya pada gejala-gejala sosial yang terjadi dimasa lampau(supardan, 2008:325), dengan memasukkan konsep ruang tadi maka dapat kita lihat bahwa kajian tersebut jelas menggunakan beberapa konsep dari sejarah untuk menjelaskan studi tersebut. Karya-karya seperti Pemberontakan Petani Kaya yang ditulis oleh Tilly, Perubahan Sosial Masa Revolusi Industri di Inggris Karya Smelzer, serta Asal Mula Sistem Totalitier dan Demokrasi karya Barrington Moore. Karya-karya tersebut sering disebut Sejarah Sosilogi.(Kartodirdjo dalam Supardan, 2008: 325)
Sejarawan juga terkadang melakukan pendekatan sosilogis dalam melakukan penlitian, bahkan pada bias dikatakan mulai terdapat kecendrungan penulisan sejarah, dari yang bersifat konvensioanl dan naratif kepada penulisan sejarah dengan kompleksitas tinggi, dimana sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya saling berketergantungan dalam melakukan sebuah pembahasan masalah.

2.5.4. Hubungan Sejarah dengan Antropologi
Antropologi sebagai salah satu dari ilmu sosial memiliki kaitan dan sumbangan kepada ilmu sejarah begitu juga sebaliknya. Dalam penulisan sejarah, sejarawan tidak jarang menggunakan teori dan konsep ilmu sosial lain, termasuk antropologi. Sejarawan banyak meminjam konsep antropologi diantaranya ialah, simbol, sistem kepercayaan, folklore, tradisi besar, tradisi kecil, enkulturasi, inkulturasi, primitif, dan agraris.Sementara itu, sumbangan Ilmu sejarah terhadap antropologi adalah, sejarah sebagai kritik, permasalahan sejarah, dan pendekatan sejarah.
Titik temu antara Antropologi budaya dan sejarah sangatlah jelas. Keduanya mempelajari tentang manusia. Bila sejarah menggambarkan kehidupan manusia dan masyarakat pada masa lampau, maka gambaran itu juga mencakup unsur-unsur kebudayaannya . unsur-unsur itu antara lain, kepercayaan, mata pencaharian, dan teknologi. Hasil rekonstruksi yang memadukan antara sejarah dan antropologi menghasilkan karya sejarah kebudayaan.

2.5.5.   Hubungan Sejarah dengan  Psikologi
Ilmu Psikologi sangat berkaitan dengan mental dan kejiwaan manusia. Manusia yang menjadi objek kajian sejarah tidak hanya sekedar dijelaskan mengenai tindakan yang dilakukan dan apa yang ditimbulkan dari tindakan itu?mengapa seseorang melakukan tindakan itu? Pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Kondisi itu dapat disebabkan oleh rangsangan dari luar atau lingkungannya, dapat pula dari dalam dirinya sendiri. Penggunaan psikologi dalam sejarah, melahirkan fokus kajian sejarah mentalitas.

2.5.6. hubungan sejarah dengan geografi
Hubungan ini dapat dilihat dari suatu aksioma bahwa setipa peristiwa sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial(waktu dan ruang), dimana keduanya merupakan factor yang membatasi fenomena sejarah tertentu senagai unit ( kesatuan ), apakah itu perang, riwayat hidup, kerajaan, dan lain sebagainya.
Mengenai kedekatan ilmu geografi dan sejarah tersebut, ibarat sekutu lama sejak zaman geografiwan dan sejarh Yunani kuno Herodotus. Menurutnya, sejarah dan geografi sudah demikian terkait, ibarat terkaitnya pelaku, waktu, dan ruang secara terpadu. Para sejarawan kini dapat mempertimbangkan teori daerah pusat (central place theory), teory difusi inovasi ruang (spatial space). Kita hidup di era yang tidak tegas tentang garis-garis demarkasi disiplin ilmu dan terbukanya batas ranah intelektual, suatu zaman yang mengasyikan sekaligus membingungkan.
Dengan demikian, jelas bahwa peranan spasial dalam geografi distruksi berdasarkan funfsi-fungsi yang dijalankan menurut tujuan atau kepentingan manusia selaku pemakai. Kemudian., unit-unit fisik yang dibangaun menjadi unsure structural fungsional dalam system tertentu, ekonomi, social, politik, dan cultural. Sedangkan struktur dan fungsi itu bermakna dalam konteks tertentu, yaitu tidak lepas dari jiwa zaman atau gaya hidup masanya. Dengan demikian, peranan menjadi kesaksian struktur dalam kaitanya dengan periode waktu. Di sini hubungan dimensi geografi dengan sejarah yang tidak dapat dipisahkan secara kaku.






BAB 3
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari mkalah ini adalah
1.      Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajarai kejadian masa lampau untuk dikonstruksi kembali untuk dapat diceritakan kembali. Ilmu sejarah adalah salah satu disiplin ilmu yang terdapat dalam lingkup ilmu social. dalam melaksanakan fungsinya ilmu sejarah memerlukan berbagai ilmu bantu dari ilmu-ilmu yang lain ataupun ilmu-ilmu dari ilmu social.
2.      Ilmu sejarah membutuhkan ilmu bantu dalam pengungkapan sejarah karena sejarah memiliki lingkup kajian yang begitu luas. Jadi untuk mengungkap suatu kejadian yang ditujukan mendekati kebenaran.
3.      Ilmu sejarah dan ilmu social memiliki hubungan yang sangat erat kaitanya, karena dari kedua ilmu ini saling timbal balik dalam menjalankan funsi keilmuanya. Mungkin beberapa ada sangkalan bahwa ilmu sejarah tidak membutuhkan ilmu-ilju social yang lain, namun pada faktanya sejarah sedikit banyak menggunakan ilmu-ilmu social dalam pengungkapan kejadian sejarah. Hal tersebut dikarenakan Secara umum obyek dari ilmu sejarah adalah manusia/ suatu kehidupan manusia(masyarakat) dan tentunya kembali pada manusia adalah mahluk social maka penting adanya bantuan penyelidikan dari sisi ilmu-ilmu dalam lingkup ilmu social lainya seperti ilmu ekonomi, ilmu geografi, ilmu antropologi, ilmu sosiologi, ilmu politik dan psikologi.



1.2  Saran 
Saran yang dapat kami sampaikan adalah
1.      Kita semua tahu bahwa segala sesuatu ada lebih dan kurangnya, begitu juga dengan suatu ilmu. Dalam setiap ilmu pasti memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Maka dari itu untuk menyempurnkan suatu ilmu tidak menjadi masalah apabila ada suatu hubungan antara ,satu ilmu dengan ilmu lainya. Dengan adanya tambahan kajian dari berbagai ilmu akan semakin menambah akurasi hasil yang diinginkan terlebih pada ilmu-ilmu social yang lebih bersifat relative.














Daftar Pustaka

Rochmat, Saefur, 2009, Ilmu Sejarah Dalam Perspektif Ilmu Sosial,Yogyakart : Graha Ilmu.
Sugiyanto, 2011, Pengantar Ilmu Sejarah, Jember.
Abdurrahman, Dudung, 2007, Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
Supardan, Dadang, 2009, Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta : Bumi Aksara.
Irvan tandilintin(2013).hubungan sejarah dengan ilmu social lainya.http://selembarkardus.blogspot.com/2013/04/hubungan-sejarah-dengan-ilmu-ilmu.html. 09 desember 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text